Kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia merupakan kunjungan bersejarah setelah Pemerintah Arab Saudi berkunjung kurun 47 tahun lalu. Kunjungan ini juga disebut memiliki beberapa arti penting.
"Kunjungan ini kunjungan bersejarah setelah terakhir Sri Baginda Faisal ke Indonesia 46 tahun yang lalu. Kami meyakini kunjungan Sri Baginda Raja Salman akan memperkuat hubungan antara Indonesia dan Saudi Arabia, hubungan yang saling menguntungkan," kata Jokowi menerima kunjungan kehormatan Ketua Majelis Al Syura Kerajaan Arab Saudi Abdullah bin Mohammad bin Ibrahim Al Syaikh di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (16/2) lalu.
Anggota Komisi I DPR Andreas Hugo Pareira mengatakan kunjungan Raja Salman merupakan kunjungan delegasi yang terbesar. Ia menilai kunjungan ini memiliki arti multidimensi yang mencakup 3 hal.
"Dari aspek ekonomi kunjungan ini diikuti oleh delegasi pemerintah 10 menteri dan pangeran-pangeran yang mempunyai otoritas penting dalam kerja sama ekonomi dan investasi. Rencana investasi puluhan miliar USD kiranya akan mempererat hubungan kerja sama ekonomi kedua negara," ujar Andreas melalui pesan singkat, Senin (27/2/2017).
Andreas menilai kunjungan Raja Salman dapat menentukan stabilitas di antara kedua negara. Alasannya, Arab Saudi merupakan salah satu negara yang berpengaruh di Timur Tengah.
"Dari aspek politik, kunjungan ini mempunyai nilai strategis mengingat Arab Saudi adalah middle power di Timteng, sebagaimana halnya Indonesia di Asia Tenggara. Kerja sama dan peningkatan hubungan bilateral antar-kedua negara akan menjadi faktor yang menentukan stabilitas di kedua kawasan," papar politikus PDIP ini.
Andreas juga berharap hubungan bilateral dari aspek agama dan kebudayaan dengan Arab Saudi diperkuat. Indonesia sendiri merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, sedangkan Arab Saudi merupakan pusat peradaban muslim di dunia di mana dua kota suci terletak di negara tersebut.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid menyambut baik kedatangan Raja Salman ke Indonesia. Kunjungan Raja Salman diharapkan memberikan tekanan dunia internasional untuk kemerdekaan Palestina dari Israel.
"Kedekatan hubungan Indonesia dan Saudi Arabia seharusnya dapat memperkuat tekanan bagi internasional terhadap kemerdekaan Palestina dari Israel. Kedatangan Raja Saudi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai negara berpenduduk Islam terbesar di dunia serta negara Islam terbesar yang melaksanakan sistem demokrasi di negaranya," ujar Meutya kepada wartawan, Senin (27/2).
Kehadiran Raja Salman harus dimanfaatkan betul oleh Indonesia. Presiden Jokowi dipandang mampu memaksimalkan kesempatan ini, ibarat sekali mendayung, maka dua pulau terlampaui.
"Jokowi bisa memainkan dua peran sekaligus, yakni kepentingan politik pemerintahannya dan tentunya kepentingan nasional Indonesia," kata Direktur Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam (PKTTI) Universitas Indonesia (UI) Abdul Muta'ali, saat berbincang dengan detikcom, Senin (27/2).
Dari segi politik luar negeri, Indonesia menganut mazhab bebas aktif dan non-blok. Tentu ini perlu tetap dipertahankan. Dari segi politik dalam negeri, ada pula problem politik yang bisa diredakan lewat kehadiran Raja Salman.
"Jokowi betul-betul harus memanfaatkan kunjungan Raja Salman sebaik mungkin. Saat ini ada persepsi yang sangat masif bahwa pemerintahan Jokowi sekarang sangat menjaga jarak dengan umat Islam," kata Abdul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar