Perekonomian Indonesia
PBD, Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi
PBD, Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi
Nama kelompok : 1. Ceny Harianja (21215448)
2. Noviana Putri (25215137)
3. Sopiah
Suciani (26215662)
A. Produk
Domestik Bruto
Dalam bidang ekonomi, produk
domestik bruto (PDB) adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi
oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB merupakan salah satu metode untuk
menghitung pendapatan nasional.
PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan
jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu
(biasanya per tahun). PDB berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan
pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut.
Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa
memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi
dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor
produksi yang digunakan.
PDB Nominal merujuk kepada nilai PDB tanpa memperhatikan
pengaruh harga. Sedangkan PDB riil (PDB Atas Dasar Harga Konstan) mengoreksi
angka PDB nominal dengan memasukkan pengaruh dari harga.
PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu
pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk PDB dengan
pendekatan pengeluaran adalah:
PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah +
(ekspor - impor)
Di mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh
rumah tangga, investasi oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh
pemerintah, dan ekspor dan impormelibatkan sektor luar negeri.
Sementara pendekatan pendapatan menghitung pendapatan
yang diterima faktor produksi:
PDB = sewa + upah + bunga + laba
Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi
tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan
laba untuk pengusaha.
Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan
pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek
menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering
digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran.
B.Pertumbuhan dan Perubahan Struktur Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu
negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode
tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.
Kesejahteraan masyarakat dari aspek ekonomi dapat diukur dengan tingkat
pendapatan nasional per kapita. Untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional,
maka pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target yang sangat penting yang
harus dicapai dalam proses pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika pada awal pembangunan ekonomi suatu Negara, umumnya
perencanaan pembangunan ekonomi berorientasi pada masalah pertumbuhan. Untuk
Negara-negara seperti Indonesia yang jumlah penduduknya sangat besar dan
tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi ditambah kenyataan bahwa
penduduk Indonesia di bawah garis kemiskinan juga besar, maka pertumbuhan
ekonomi menjadi sangat penting dan lajunya harus jauh lebih besar dibandingkan
dengan laju pertumbuhan penduduk agar
peningkatan pendapatan masyarakat per kapita dapat tercapai.
Pertumbuhan ekonomi dapat menurunkan tingkat kemiskinan dengan
menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan jumlah pekerja yang cepat dan
merata. Pertumbuhan ekonomi juga harus disertai dengan program pembangunan
sosial .
Dalam GBHN, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Indikator untuk mengukur kesejahteraan adalah
National Income.
Awal pembangunan ekonomi suatu Negara dengan prioritas:
· Pertumbuhan
ekonomi
· Distribusi
pendapatan
Proses pembangunan ekonomi merubah struktur ekonomi
secara mendasar:
· Sisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi
didorong oleh peningkatan national income yang berpengaruh terhadap selera
masyarakat yang terefleksi dalam pola konsumsinya.
· Sisi penawaran
agregat, faktor pendorong utamanya adalah perubahan teknologi, peningkatan SDM,
dan penemuan material baru untuk produksi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan penambahan GDP, sehingga
terjadi peningkatan national income.National income dapat merujuk pada GDP, GNP
atau NNP (Net national Product)
GNP = GDP + F, dimana F = pendapatan neto atas faktor
luar negeri
NNP = GNP – D, dimana D = depresiasi
NP = NNP – Ttl, dimana Ttl = pajak tidak langsung neto.
GDP = NP + Ttl + D – F
NP = GDP + F – D- Ttl
C.PERTUMBUHAN EKONOMI SELAMA ORDE BARU HINGGA SEKARANG
1. Masa Orde
Baru (1966-1997)
Menghadapi perekonomian yang sedemikian rupa, pemerintah
peralihan menetapkan beberapa langkah prioritas kebijakan ekonomi sebagai
berikut :
A. Memerangi
inflasi
B. Mencukupkan
stok cadangan bahan pangan terutama beras
C.
Merehabilitasi prasarana perekonomian
D. Meningkatkan
ekspor
E.
Menyediakan/menciptakan lapangan kerja
F. Mengundang
kembali investor asing
2. Masa
Reformasi (1998-sekarang)
Pada masa reformasi ini perekonomian indonesia ditandai
dengan krisis moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi yang sampai saat
ini belum menunjukkan tanda-tanda ke arah pemulihan. Walaupun ada pertumbuhan
ekonomi sekitar 6% untuk tahun 1997 dan 5,5% untuk tahun 1998 dimana inflasi
sudah diperhitungkan namun laju inflasi masih cukup tinggi yaitu sekitar 100%.
Pada tahun 1998 hampir seluruh sektor mengalami pertumbuhan negatif, hal ini
berbeda dengan kondisi ekonomi tahun 1999.
D.FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI
Berikut ini beberapa faktor yang dipandang oleh ahli
ekonomi sebagai hal-hal yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi.
1. Tanah Dan
Kekayaan Alam
Tanah dan kekayaan alam suatu Negara meliputi luas tanah,
kesuburan tanah, kondisi iklim, dan cuaca, kekayaan hasil hutan, dan kekayaan
barang tambang. Kekayaan alam sangat berarti terutama pada tahap awal
pembangunan. Secara umum, Negara yang memiliki kekayaan alam berlimpah akan
lebih mudah meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi nya dibandingkan dengan
Negara yang kurang memiliki kekayaan alam. Namun, kekayaan alam yang berlimpah
tidak akan berarti jika tidak memiliki modal, teknologi yang maju, sumber daya
manusia yang memadai, dan pasar yang potensial.
2. Kuantitas
Dan Kualitas Penduduk Dan Tenaga Kerja
Pertambahan penduduk dari waktu ke waktu dapat menjadi
motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Pertambahan penduduk akan meningkatkan
jumlah angkatan kerja yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan
produksi. Dengan pendidikan dan pelatihan yang memadai, akan sdihasilkan sumber
daya manusia yang terlatih dan terampil sehingga mampu menjadi prionir dalam
pembangunan. Jumlah penduduk yang besar juga akan meningkatkan permintaan
barang yang diikuti dengan perluasan pasar. Disamping itu, banyaknya pengusaha
disuatu Negara akan mampu menciptakan banyak kegiatan ekonomi yang bermanfaat.
Selain mencari keuntungan-keuntungan pribadi, pengusaha
turut member kontribusi terhadap produksi nasional. Akan tetapi, hal tersebut
banyak mendapat tantangan dari tingginya angka pengangguran, rendahnya
produktivitas, dan laju pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi daripada
peningkatan pendapatan per kapita.
3. Kepemilikan
Barang Modal Dan Penguasaan Teknologi
Pada masyarakat yang kurang maju, kepemilikan modal
seperti cangkul, bajak, dan parang sangat berperan penting untuk kegiatan
beruburu dan bertani. Pada masyarakat
modern, peranan modal sangat menentukan dalam peningkatan produktivitas. Akan
tetapi, penggunaan modal harus disertai dengan penerapan teknologi maju. Adapun
peningkatan yang dihasilkan oleh kemajuan teknologi antara lain sebagai
berikut.
Meningkatkan efisiensi kegiatan produksi yang dapat
menurunkan biaya produksi dan meningkatkan produktivitas.
Meningkatnya produksi barang atau jasa yang dihasilkan
karena penemuan barang-barang baru.
Terciptanya barang dengan kualitas yang lebih baik tanpa
meningkatkan biaya produksi.
4. Sistem
Sosial Dan Sikap Masyarakat
Sistem social dan sistem masyarakat memegang peranan yang
penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Hasil identifikasi di
Negara-negara berkembang menunjukkan bahwa sistem social dan sikap masyarakat
menjadi penghambat dalam pertumbuhan ekonomi. Adat istiadat yang kental pada
masyarakat tradisional berupa upacara untuk berbagai kegiatan dan acara
dianggap memperlambat pertumbuhan ekonomi. Sistem feudal pertanahan (sebagian
besar tanh dimiliki oleh tuan tanah dan sebagian kecil dimiliki oleh masyarakat
atau bahkan masyarakat hanya dapat menyewa tanah) dianggap juga memperlambat
pertumbuhan ekonomi. Selain itu, sikap masyarakat yang tidak mau bekerja keras,
bekerja dengan jam kerja yang pendek, malas menabung dan sikap negatif lain nya
juga akan menghambat pertumbuhan ekonomi
E. Perubahan Struktur Ekonomi
Pembangunan
ekonomi jangka panjang (PDB/PN) merubah struktur ekonomi dari pertanian menuju
industry (sector non primer) terutama industry manufaktur dengan increasing
return to scale.
Semakin
cepat pertumbuhan ekonomi, semakin meningkat pendapatan perkapita, semakin
cepat perubahan struktur ekonomi.
Perubahan
struktur ekonomi/transformasi structural merupakan serangkaian perubahan yang
saling terkait satu dengan lainnya dalam aggregate demand, perdagangan LN, dan
aggregate supply untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Teori perubahan struktual menitikberatkan
pembahasan pada mekanisme transformasi ekonomi yang dialami oleh NSB, yang
semula lebih bersifat subsistens dan menitikberatkan pada sektor pertanian
menuju ke struktur perekonomian yang lebih modern, yang didominasi oleh
sektor-sektor nonprimer. Ada dua teori utama yang umum digunakan dalam
menganalisis perubahan struktur ekonomi, yakni dari Arthur Lewis (teori
migrasi) dan Hollis Chenery (teori transformasi struktual).
Teori
perubahan struktur ekonomi:
- Teori Arthur Lewis (Teori
migrasi)
Teori ini membahas pembangunan di
pedesaan (perekonomian tradisional dengan pertanian sebagai sector utama) dan
perkotaaan (perekonomian modern dengan industry sebagai sector utama).
Di pedesaan tingkat pertumbuhan
penduduk sangat tinggi, shg kelebihan supply TK dan tingkat hidup yang
subsistence, sehingga produk marjinalnya sama dengan nol dengan upah yang
rendah. Produk marjinal =0 berarti fungsi
produksi sector pertanian telah optimal.
Jika jumlah TK > dari titik
optimal, maka produktivitas menurun dan upah menurun.
Dengan mengurangi jumlah TK yang
terlalu banyak dibandingkan tanah dan capital tidak merubah jumlah outputnya.
Diperkotaan, sector industry
kekurangan TK, sehingga produktivitas TK menjadi tinggi dan nilai produk
marjinalnya positif yang menunjukkan fungsi produksinya belum mencapai titik
optimal, sehingga upahnya juga tinggi.
Perbedaan upah ini menyebabkan
migrasi/urbanisasi TK dari desa ke kota, sehingga upah TK meningkat dan
akhirnya pendapatan Negara meningkat.
Pendapatan yang meningkat
meningkatkan permintaan makanan (output meningkat) dan dalam jangka panjang
pereonomian pedesaan tumbuh dan permintaan produk industry dan jasa meningkat
yang menjadi motor utama pertumbuhan output dan diversifikasi produk non
pertanian.
- Teori Hollis Chenery (Teori
transformasi structural/pattern of development)
Teori ini memfokuskan pada
perubahan struktur ekonomi di LDCs yang mengalami transformasi dari pertanian
tradisional ke sector industry sebagai penggerak utama pertumbuhan. Penelitian
Chenery menunjukkan peningkatan pendapatan perkapita merubah:
·
pola
konsumsi dari makanan dan kebutuhan pokok ke produk manufaktur dan jasa
·
Akumulasi
capital secara fisik dan SDM
·
Perkambangan
kota dan industry
·
Penurunan
laju pertumbuhan penduduk
·
Ukuran
keluarga yang kecil
·
Sector
ekonomi didominasi oleh sector non primer terutama industry
Chenery menyatakan bahwa proses
transformasi structural dapat dipercepat jika pergeseran pola permintaan domestic
kearah produk manufaktur dan diperkuat dengan ekspor.
Yi
= Di + (Xi-Mi) + ij
Dimana Yi= output bruto industry manufaktur
Di=
permintaan domestic untuk konsumsi
X-M =
perdagangan neto (ekspor-impor)
Yij=
penggunaan produk oleh perusahaan menufaktur sebagai input
Kenaikan produksi sektor industri manufaktur
dinyatakan sama besarnya dengan jumlah dari 4 faktor berikut :
a)
Kenaikan permintaan domestik, yang memuat permintaan
langsung untuk produk industri manufaktur plus efek tidak langsung dari
kenaikan permintaan domestik untuk produk sektor-sektor lainnya terhadap sektor
industri manufaktur.
b)
Perluasan ekspor (pertumbuhan dan diversivikasi) atau
efek total dari kenaikan jumlah ekspor tehadap produk industri manufaktur.
c)
Subsitusi impor atau efek total dari kenaikan proporsi
permintaan disetiap sektor yang dipenuhi lewat produksi domestik terhadap
output industri manufaktur.
d)
Perubahan teknologi atau efek total dari perubahan
koefisien input-output didalam perekonomian akibat kenaikan upah dan tingkat
pendapatan terhadap sektor industri manufaktur.
Didalam kelompok negara-negara sedang berkembang
(NSB), banyak negara yang juga mengalami transisi ekonomi yang sangat pesat
dalam tiga dekade terakhir ini, walaupun pola dan prosesnya berbeda antarnegara.
Variasi ini disebabkan oleh perbedaan antarnegara dalam sejumlah faktor
internal seperti berikut :
a) Kondisi dan
struktur awal ekonomi dalam negeri (basis ekonomi)
Suatu negara yang pada awal pembangunan
ekonomi/industrialisasinya sudah memiliki industri-industri dasar yang relatif
kuat akan mengalami proses industrialisasi yang lebih cepat/pesat dibandingkan
dengan negara yang hanya memiliki industri-industri ringan.
b) Besarnya pasar
dalam negeri
Besarnya pasar domestik ditentukan oleh kombinasi
antara jumlah populasi dan tingkatan pendapatan rill per-kapita. Pasar dalam
negeri yang besar merupakan salah satu faktor intensif bagi pertumbuhan
kegiatan ekonomi, termasuk industri, karena menjamin adanya skala ekonomis dan
efisiensi dalam proses produksi (dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu
lainnya mendukung).
c) Pola distribusi
pendapatan
Faktor ini sangat mendukung faktor pasar diatas.
Walaupun tingkat pendapatan rata-rata per-kapita naik pesat, tetapi kalau
distribusinya pincang maka kenaikan pendapatan tersebut tidak terlalu berarti
bagi pertumbuhan industri-industri selain industri-industri yang membuat
barang-barang sederhana, seperti makanan, minuman, sepatu, dan pakaian jadi
(tekstil).
d) Karakteristik dan
industrialisasi
Misalnya, cara pelaksanaan atau strategi
pengembangan industri yang diterapkan, jenis industri yang diunggulkan, pola
pembangunan industri, dan insentif yang diberikan. Aspek-aspek ini biasanya
berbeda antarnegara yang menghasilkan pola industrialisasi yang juga berbeda
antarnegara.
e) Keberadaan SDA
Ada kecenderungan bahwa negara yang kaya akan SDA
mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah atau terlambat melakukan
industrialisasi atau tidak berhasil melakukan diversivikasi ekonomi (perubahan
struktur) daripada negara yang miskin SDA.
f) Kebijakan
perdagangan luar negeri
Fakta menunjukan bahwa di negara yang menerapkan
kebijakan ekonomi tertutup (inward looking), pola dan hasil
industrialisasinya berbeda dibandingkan dengan negara yang menerapkan kebijakan
ekonomi terbuka (outward looking).
F. ARTIKEL DAN ANALISIS
G.D.P.
for 4th Quarter Is Revised Upward
By REUTERSMARCH
25, 2016
WASHINGTON (Reuters) — Economic growth in the
United States slowed in the fourth quarter, but not as sharply as previously
estimated, with fairly strong consumer spending offsetting the drag from
efforts by businesses to reduce inventory.
Gross domestic product increased at a 1.4
percent annual rate, higher than the previously reported 1 percent pace, the
Commerce Department said on Friday in its third estimate of the nation’s
output.
G.D.P. growth was initially estimated to have risen at only a 0.7 percent rate but was later
revised upward. The economy grew at a rate of 2 percent in the third quarter
and expanded 2.4 percent for all of 2015.
The upward revision reflected a stronger pace
of consumer spending than previously estimated.
Consumer spending, which accounts for more
than two-thirds of economic activity, rose at a 2.4 percent pace and not the 2
percent rate reported last month. More consumption of services than previously
estimated accounted for the revision.
The fairly solid pace of consumer spending
underscores the economy’s underlying strength and should further allay fears of
a recession, which had led to a huge stock market sell-off early this year.
Spending is being supported by a tightening
labor market, which is steadily lifting wages, and rising house prices.
Gasoline prices around $2 a gallon are also helping to underpin household discretionary
spending.
A moderately growing economy, combined with a
strong jobs market and firming inflation, probably keeps the Federal Reserve on
a path to gradually raise interest rates this year.
Inventory investment was revised lower in the
fourth quarter. Still, inventories remain high relative to domestic demand.
Businesses
accumulated $78.3 billion worth of inventory rather than the $81.7 billion
reported last month. As a result, inventories subtracted 0.22 percentage point
from G.D.P. growth instead of the previously reported 0.14 percentage point.
Estimates
for G.D.P. for the first quarter, which will end March 31, are around a 1.5
percent rate. But with the inventory pile still large and shipments of capital
goods ordered by businesses weak in January and February, the economy could
slip.
There
was some bad news in the latest report: Corporate profits fell for a second
straight quarter as a strong dollar and cheap oil undercut the earnings of
multinational companies.
Profits
after tax — after adjusting for inventory values and capital consumption —
declined at an annual rate of 8.4 percent. It was the biggest drop since the
first quarter of 2014.
Profits
from current production fell $159.6 billion, coming on the heels of a drop of
$33 billion in the third quarter.
For
all of 2015, profits dropped 5.1 percent, the largest decline since 2008, after
slipping 0.6 percent in 2014.
Part
of the drop in profits in the fourth quarter was a result of a $20.8 billion
transfer payment related to the BP oil spill in the Gulf
of Mexico in 2010.
Profits
from the rest of the world decreased $6.5 billion in the final three months of
2015 after sliding $23.1 billion in the third quarter.
Manufacturing
profits declined $139.2 billion during the last quarter after decreasing by
$4.1 billion in the July-September period. Profits in the petroleum and coal
products sector tumbled $124.3 billion after rising $7 billion in the third
quarter.
analiysis
Gross domestic product increased at a 1.4
percent annual rate, higher than the previously reported 1 percent pace, the
Commerce Department said on Friday in its third estimate of the nation’s
output.Estimates for G.D.P. for the first
quarter, are around a 1.5 percent rate.
Profits
from current production fell $159.6 billion, coming on the heels of a drop of
$33 billion in the third quarter.
For
all of 2015, profits dropped 5.1 percent, the largest decline since 2008, after
slipping 0.6 percent in 2014.
Part
of the drop in profits in the fourth quarter was a result of a $20.8 billion
transfer payment related to the BP oil spill in the Gulf
of Mexico in 2010.
Profits
from the rest of the world decreased $6.5 billion in the final three months of
2015 after sliding $23.1 billion in the third quarter.
Manufacturing
profits declined $139.2 billion during the last quarter after decreasing by
$4.1 billion in the July-September period. Profits in the petroleum and coal
products sector tumbled $124.3 billion after rising $7 billion in the third
quarter.
SUMBER :
www.Indonesia.com/Produk+domestik+bruto
http://www.artikelsiana.com/2014/11/pengertian-produk-domestik-bruto-pdb.html
www.academia.edu/11009416/PERTUMBUHAN_DAN_PERUBAHAN_STRUKTUR_EKONOMI
http://www.slideshare.net/handy456/perekonomian-indonesipertumbuhan-dan-perubahan-struktur-ekonomi
http://dokumen.tips/documents/makalah-tentang-pertumbuhan-ekonomi.html
https://books.google.co.id/books?id=EByJXELGa7EC&pg=PT55&lpg=PT55&dq=pertumbuhan+ekonomi+selama+orde+baru+hingga+sekarang&source=bl&ots=qA7fJK7m6f&sig=R_YM7zcB-2rWzDUPFEsCnCHBtzw&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=pertumbuhan%20ekonomi%20selama%20orde%20baru%20hingga%20sekarang&f=false
http://listpdf.com/fa/fase-perkembangan-ekonomi-orde-baru-pdf.html
http://kuswanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/19597/3.+Pertumbuhan+dan+Perubahan+Struktur+Ekonomidocx.doc
Dr. Tulus T.H. Tambunan, Perekonomian Indonesia.Penerbit
Ghalia Indonesia (April 2009)
https://id.scribd.com/doc/217888662/Teori-Perubahan-Struktur-Ekonomi
sumber artikel dan analisis
http://www.nytimes.com/2016/03/26/business/economy/gdp-for-4th-quarter-is-revised-upward.html?_r=0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar