I.
SISTEM
PEREKONOMIAN INDONESIA
Sistem perekonomian adalah sistem yang dipakai oleh
sebuah negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dikuasainya baik untuk
perorangan ataupun instansi di negara itu. Perbedaan utama antara satu sistem
ekonomi dengan sistem ekonomi yang lain yaitu bagaimana cara sistem itu
mengelola faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu diizinkan
memiliki seluruh faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor
tersebut dikuasai oleh pemerintah.
Sistem perekonomian yang diterapkan oleh negara Indonesia
adalah Sistem perekonomian Pancasila. Ini artinya sistem perekonomian yang
dijalankan di Indonesia harus berpedoman pada Pancasila. Sehingga secara
normatif Pancasila dan UUD 1945 adalah landasaan idiil sistem perekonomian di
Indonesia.
Sistem
adalah sekelompok
komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan
tertentu.
SISTEM EKONOMI INDONESIA
1.2 sistem ekonomi dan sistem politik
Sistem ekonomi adalah
suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antarmanusia dengan
seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi
terdiri atas unsure manusia sebagai subjek, barang-barang ekonomi sebagai objek
dan seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan
berekonomi. Perangkat kelembagaan dimaksudkan meliputi lembaga-lembaga ekonomi
formal maupun informal, cara kerja, mekanisme hubungan, hukum atau peraturan
perekonomian serta kaidah atau norma lain yang dipilih atau diterima oleh
masyarakat.
Benang merah hubungan sistem ekonomi dengan sistem politik
adalah, sbb :
1. Liberalisme
(liberal) dengan Komunisme (komunis), konteksnya adalah ideology politik.
2. Demokrasi
(demokratis) dengan Otokrasi (otoriter), konteksnya adalah rejim pemerintahan
(cara pemerintah).
3. Egalitarianism
(egaliter) dengan Etatisme (etatis), konteksnya adalah penyelenggaraan
kenegaraan.
4. Desentralisme
(desentralistis) dengan Sentralisme (sentralistis), konteksnya adalah struktur
birokrasi.
5. Kapitalisme
(kapitalis) dengan Sosialime (sosialis), konteksnya adalah ideologi
6. Mekanisme
Pasar dengan Perencanaan Terpusat, konteksnya adalah pengelolaan ekonomi.
Diagram I Kaitan Pengembagan Sistem Ekonomi
dan Sistem Politik Sistem Ekonomi
Pada diagram ini terlihat adanya keterkaitan antara
pembangunan sistem ekonomi dan sistem politik. Umumnya, semakin maju ekonomi
suatu negara maka akan semakin liberal sistem ekonominya. Bersamaan dengan
perkembangan di sistem ekonomi maka perlu adanya reformasi politik sehingga
arah kekanan panah evolusi sistem ekonomi hendaknya disertai oleh arah ke kanan
pada panah evolusi sistem politik.
Dalam hal ini, sekali lagi ditunjukkan kaitan yang erat
antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan politik suatu masyarakat. Rostow juga menunjukkan pentingnya kaitan pembangunan
di bidang ekonomi dan pembangunan di bidang non-ekonomi ketika menjelaskan
syarat-syarat suatu negara dapat “tinggal landas” dalam arti mencapai
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Menurut Rostow, selain dibutuhkan rasio
investasi terhadap PDB yang meningkat dari 5% menjadi 10% dan tumbuhnya
beberapa industri unggulan, suatu negara akan dapat tinggal landas apabila
telah terbentuk suatu sistem politik-sosial-budaya yang akan memungkinkan terus
berlanjutnya proses pertumbuhan ekonomi.
Persaingan terkendali
Kompetisi untuk memperbaiki taraf kehidupan, baik
antarindividu maupun antarbadan-usaha, pemerintah tidak membatasi pilihan
seseorang untuk memasuki bidang pendidikan/keahlian yang diminatinya.
Pemerintah turut mengatur penyediaan bidang pendidikan/ keahlian, berdasarkan
proyeksi kebutuhan. Jadi, tidak sepenuhnya dilepas kepada pihak swasta.
Pemerintah juga mengendalikannya
dengan membaca prioritas-prioritas bidang usaha, termasuk juga prioritas lokasi
usaha. Dalam hal penerimaan imbalan atas prestasi kerja, juga sangat terbuka
peluang bagi setiap pekerja/pemodal untuk mendapatkan imbalan melebihi sekedar
kebutuhannya. Justru pemerintah mengatur ketentuan upah minimum bagi pekerja, agar
memenuhi standar kebutuhan hidup minimum yang layak.
Kesimpulannya adalah, bahwa
iklim persaingan berekonomi dan kompetisi berbisnis di Indonesia bukanlah
persaingan yang bebas-lepas, melainkan persaingan yang terencana-terkendali.
Untuk mengetahui sistem ekonomi yang dianut oleh suatu
negara, maka perlu dianalisis kandungan faktor-faktornya.
Sistem ekonomi Indonesia (sistem persaingan terkendali);
- Bukan kapitalis dan bukan
sosialis. Indoensia mengakui kepemilikan individu terhadap sumber ekonomi,
kecuali sumber ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
oleh negara sesuai dengan UUD 45.
- Pengakuan terhadap kompetisi
antar individu dalam meningkatkan taraf hidup dan antar badan usaha untuk
mencari keuntungan, tapi pemerintah juga mengatur bidang pendidikan,
ketenagakerjaan, persaingan, dan membuka prioritas usaha.
- Pengakuan terhadap penerimaan
imbalan oleh individu atas prestasi kerja dan badan usaha dalam mencari
keuntungan. Pemerintah mengatur upah kerja minimum dan hukum perburuhan.
- Pengelolaan ekonomi tidak
sepenuhnya percaya kepada pasar. Pemerintah juga bermain dalam
perekonomian melalui BUMN dan BUMD serta departemen teknis untuk membantu
meningkatkan kemampuan wirausahawan (UKM) dan membantu permodalan.
Kadar
Kapitalisme dan Sosialisme
Unsur kapitalisme dan sosialisme yang ada dalam sistem ekonomi Indonesia dapat dilihat dari sudut berikut ini:
(a) Pendekatan faktual struktural yakni menelaah peranan pemerintah dalam perekonomian
Pendekatan untuk mengukur kadar campur tangan pemerintah menggunakan kesamaan Agregat Keynesian.
Y = C + I + G + (X-M)
Y adalah pendatan nasional.
Berdasarkan humus tersebut dapat dilihat peranan pemerintah melalui variable G (pengeluaran pemerintah) dan I (investasi yang dilakukan oleh pemerintah) serta (X-M) yang dilakukan oleh pemerintah.
Pengukuran kadar pemerintah juga dapat dilihat dari peranan pemerintah secara sektoral terutama dalam pengaturan bisnis dan penentuan harga. Pemerintah hampir mengatur bisnis dan harga untuk setiap sector usaha.
(b) Pendekatan sejarah yakni menelusuri pengorganisasian perekonomian Indoensia dari waktu ke waktu.
Berdasarkan sejarah, Indonesia dalam pengeloaan ekonomi tidak pernah terlalu berat kepada kapitalisme atau sosialisme.
Percobaan untuk mengikuti sistem kapitalis yang dilakukan oleh berbagai kabinet menghasilkan keterpurukan ekonomi hinggá akhir tahun 1959.
Percobaan untuk mengikuti sistem sosialis yang dilakukan oleh Presiden I menghasilkan keterpurukan ekonomi hiinggá akhir tahun 1965.
disusun oleh : sofiah suciani 1eb22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar